KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
ni’mat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki Wawasan tentang Isu Lingkungan”.
Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang menjadi tauladan bagi kita semua.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak dan
penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih ataspengarahnya.Penulis
berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa
dalam makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan sarapenulisbutuhkanuntukmenjadilebihbaik.Semogamakalah yang sederhana
ini mampu memberi manfaat bagi penulis danteman-teman PBSID lainnya.Terimakasih
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berlangsung
sangat cepat. Banyak komponen kehidupan manusia yang tidak dapat terlepas dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti sandang, pangan, dan papan. Manusia
sekarang ini hampir tidak dapat hidup tanpa teknologi. Teknologi dapat dengan
mudah dijumpai di belahan bumi manapun dan usia berapapun, dapat dipastikan
teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia pada zaman sekarang ini. Namun,
ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia untuk menciptakan teknologi canggih
tersebut, sebagian besar diambil dari alam.
Pemanfaatan teknologi dari alam oleh manusia yang berlebihan dapat merusak
keseimbangan ekosistem dan mengakibatkan kerugian bagi manusia dan alam.
Manusia mengekspoitasi alam sebanyak-banyaknya tetapi tidak memperbaikinya. Hal
tersebutlah yang menyebabkan berbagai masalah muncul. Masalah yang muncul dari
kerusakan alam antara lain pemanasan global, keracunan zat adiktif, banjir,
kerusakan hutan, sampah, dan banjir lumpur lapindo di Indonesia. Oleh karena
itu, kami akan mengkaji masalah tersebut dalam makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki Wawasan tentang Isu Lingkungan”.
B. RUMUSAN
MASALAH
Makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki
Wawasan tentang Isu Lingkungan” ini akan mengkaji tentang :
1. Bagaimana
pengaruh manusia dalam lingkungan ?
2. Bagaimana
memahami isu lingkungan global ?
3. Bagaimana
memahami isu lingkungan nasional ?
4. Bagaimana
memahami isu lingkungan lokal ?
C. Tujuan
Makalah yang berjudul “Memahami dan Memiliki
Wawasan tentang Isu Lingkungan” ini bertujuan untuk :
1.
Memahami pengaruh manusia dalam
lingkungan
2.
Memahami dan memiliki wawasan
tentang isu lingkungan global
3.
Memahami dan memiliki wawasan
tentang isu lingkungan nasional
4.
Memahami dan memiliki wawasan
tentang isu lingkungan lokal
BAB III
PEMBAHASAN
- Pengaruh Manusia dalam Lingkungan
Manusia dengan pengetahuannya
mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga meguntungkan dirinya, untuk
memenuhi kebutuhannya. Awalnya perubahan itu dalam lingkungan yang kecil dan
pengaruhnya sangat terbatas. Pada zaman Neolitikum kira-kira 12.000 tahun yang lalu,
nenek moyang kita dari berburu kemudian memelihara hewan buruannya. Dari
manusia pemburu berubah menjadi manusia pemelihara, dari manusia nomadis
berubah menjadi manusia menetap. Mulailah berkembang cara bercocok tanam.
Ekosistem sekarang ini dalah ekosistem baru yang diciptakan manusia, sesuai
dengan kebutuhan manusia. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan
manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar. Sehingga, manusia ingin
menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat mempertahankan keseimbangan
sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul kerusakan di mana-mana karena, ulah
tangan manusia. (Maskoeri Jasin, 1988:132)
Berbagai
kerusakan ditimbulkan manusia, sekarang ini banyak manusia yang menyadari
pentingnya alam untuk kelangsungan hidup mereka. Perlahan manusia memperbaiki
alam yang telah rusak dan mengurangi hal-hal yang merugikan alam. Manusia
melakukan upaya penyelamatan hutan dan makhluk hidup lain yang menggantungkan
kehidupannya pada alam. Namun, banyak pula manusia yang terus mencemari alam
tanpa memikirkan resiko yang ditimbulkan ke depan. Mengembalikan keseimbangan
alam merupakan pekerjaaan yang sulit dan selalu menginginkan terciptanya
lingkungan hidup seperti yang diharapkan.
- Isu Lingkungan Global
Masalah yang dialami bumi sekarang ini adalah pemansan global. Menurut
tim IAD MKU UMS, TIM MUP (2008:150), pemanasan global adalah peningkatan suhu
bumi, yang meliputi peningkatan suhu atmosfer, hidrosfer, dan suhu lithosfer.
Gambar 1 (www.id.wikipedia.org)
Gambar 1
Perkembangan Pemanasan
Global
Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya
gas sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.
Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan
masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan
sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh
dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke
angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi. Gambar 2 (www.id.wikipedia.org)
Gambar 2
Efek rumah kaca
Adanya
pemanasan global menyebabkan banyak pengaruh pada kehidupan yang ada di bumi.
Beberapa akibat dari pemanasan global adalah sebagai berikut (http://www.id.wikipedia.org).
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh
lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca. Sehingga, keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, akibatnya akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa
luar, di mana
hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi
lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya,
beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup
lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
2. Peningkatan Permukaan Laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia
telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para
ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi)
pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing,
pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara
sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya
akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya,
sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari
daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun.
Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
3. Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari
lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim
dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
5. Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan
permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai
dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering
muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien,
trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
6.
Dampak Terhadap Kesehatan Manusia
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (Waterborne diseases)
maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adanya perubahan iklim ini, maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes
aegypti), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat
tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa
diprediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi
ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga
akan berdampak perubahan iklim (Climate change) yang bisa berdampak kepada
peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran
hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah
pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol
selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
7.
Perdebatan tentang Pemanasan Global
Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan
global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-benar
meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap
membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan pada
masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang
menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen bahwa
siklus alami dapat juga meningkatkan suhu. Mereka juga menunjukkan fakta-fakta
bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah.
Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan
tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global
dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan
cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20, bahkan ada
masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total
pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model.
Ketiga, troposfer,
lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan tetapi,
pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan
tersebut.
Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi
udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke
atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol,
memantulkan sebagian sinar Matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan
berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol
terhadap polusi yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan
global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan
penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuwan telah lama memprediksi
hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000,
U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil
analisis baru tentang suhu air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia
selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya
kecenderungan pemanasan. Suhu laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2
derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun
terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.
Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit
pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus,
pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan
Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk
oleh National Academy of Sciences untuk membahas masalah ini mengakui bahwa
pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran
troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan secara
jelas.
Upaya untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
1.
Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan
global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Sehingga dapat megurangi
kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi
pemanasan global.
2.
Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak
pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
3.
Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan
bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut,
kerena bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.
4.
Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya
terjangkau oleh masyarakat luas.
C.
Isu Lingkungan Nasional
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang
mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD MIKU &
TIM MUP (2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :
1.
Banjir
Banjir merupakan
suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena
meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut,
sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak
adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga
dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah
hujan atau karena sebab lain, seperti
pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuanga sampah ke
sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh kurangnya resapan air
karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan kerugian pada segi
perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
2.
Kerusakan hutan di Indonesia
Hutan di
Indonesia banyak berkurang dan yang masih ada banyak mengalami kerusakan.
Penyebab kerusaan hutan paling besar karena ulah manusia. Manusia melakukan
eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya.
Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran
hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
3.
Sampah
Manusia sebagai
konsumen setiap harinya menghasilkan sampah/limbah. Libah yang dihasilkan
berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari rumah tangga
maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan
konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik.
4.
Banjir lumpur panas di Sidoarjo
Banjir lumpur
panas di Sidoarjo merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi
pengeboran PT Lapindo Brantas sejak tanggal 27 Mei 2006. Bajir lumpur panas
tersebut terus meningkat dan penyebab utama semburan tersebut belum jelas.
Semburan tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan
peridustrian. Masalah banjir lumpur panas ini telah menjadi masalah nasional,
yang memaksa pemerintah pusat turut campur dalam upaya penanggulannya.
D.
Isu Lingkungan Lokal
Ada beberapa
penyebab masalah lingkungan lokal, diantaranya :
1.
Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber
air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang
lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
2.
Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung
limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat
terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak: ganggungan
kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas
pangan, dll.
3.
Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang. Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah,
mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi
4.
Erosi pantai : adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang
air laut. Dampak: menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi
ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
5.
Instrusi Air Laut: air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah
telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut
seperti kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan
mengganggu kesehatan. (www.korekan.com)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia dengan pengetahuannya mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga
meguntungkan dirinya, untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya perubahan itu dalam
lingkungan yang kecil dan pengaruhnya sangat terbatas. Dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar.
Sehingga, manusia ingin menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat
mempertahankan keseimbangan sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul
kerusakan di mana-mana karena, ulah tangan manusia
Salah satu isu lingkungan nglobal
adalah pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas
sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.
Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan
masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan
sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh
dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke
angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.Beberapa akibat dari pemanasan global
adalah iklim mulai tidak stabil, peningkatan
permukaan laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan ekologis, dampak
sosial dan politik, dampak terhadap kesehatan manusia, perdebatan tentang pemanasan global. Cara mengurangi
pemanasan global adalah mencari alternatif energi lain yang lebih ramah
lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas, menanam pohon,
menghijaukan hutan yang telah gundul, dan melakukan efisiensi pada penggunaan
bahan bakar fosil
Ada beberapa masalah lingkungan nasional, diantaranya banjir, kerusakan
hutan di Indonesia, sampah, dan banjir lumpur panas di Sidoarjo. Selain masalah
lingkungan global dan nasional, ada maslah lokal. Beberapa penyebab masalah
lingkungan lokal, diantaranya kekeringan, banjir, longsor, erosi pantai, dan
instrusi air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
PT Raja Gafindo Persada.
TIM IAD MKU UMS, TIM MUP.2008. Ilmu
Kealaman Dasar. Surakarta: Muhammadiyah University Press
No comments:
Post a Comment